Cerpen : cantika yang cantik
Namanya cantika, akhir dari harapan sang ibu ketika mendapat anugrah bayi mungil yang cantik, bersyukurnya sang ibu dengan menetes air mata mengalir di kedua pipinya.
Masa kelam telah dilalui sang ibu muda, menahan sendirian mempertahankan sang bayi dengan cinta dan kasihnya. sang ibu muda dengan berkaca – kaca mengucapkan terimakasih dengan teramat dalam terhadap sang nenek yang telah membantu melahirkan anaknya, ia senang sekaligus sedih.
Sang ibu muda pun telah memutuskan ingin meninggalkan anaknya, ia titipkan pada sang nenek, sang nenek yang tua renta dan sendirian dalam rumah sederhananya mengambil keputusan cepat dengan mengatakan “ia”.
Sang ibu muda pun pergi tanpa meninggalkan sesuatu yang berarti…
“Selamat tinggal anakku cantikaa”tatapan hangat memberi isyarat kasih sayangnya.
Kini Cantika besar, sangat menawan dengan balutan jilbab yang rapih menutupi keindahan tubuhnya, sang nenek yang dianggap ibunya yang kini hanya bisa berbaring ditempat tidur lusuhnya akibat stroke, ia selalu mendoakan cantika sehat dalam hati nya dengan tubuhnya yang kian rapuh,..
Perkataan terakhir sang nenek,”cantika kau bukan anakku”
Cantika, diam bagaikan patung dan sang nenekpun kembali kepada yang khalik..cantika sedih, dan bingung,kini cantika dewasa mulai mengambil keputusan untuk pergi meninggalkan rumah, mengadu nasib dijakarta untuk sekolah santri disana.
Dijakarta, kehidupannya berubah, kegiatan yang biasa dilewati didesa bojong kini perlahan dilupakan, sawah yang becek, dan sungai yang mengalir jernih tak akan dijumpainya lagi..
Mengadu nasib dijakarta tak semudah yang dia bayangkan, dengan tekad yang kuat dan istiqomah cantika berhasil lulus dari pesantren dengan perdikat yang baik.
Kini jalan tuhan telah menuntun cantika untuk terus melangkah, dengan hati yang lurus,tubuh yang tegap dan sejuta rindu akan sang ibu kandung, cantika mengajar orang-orang kaya dimana mereka kian hari menjauhi tuhannya dengan kenikmatan duniawi.
Cantika yang jelita selalu mendapatkan rayuan lelaki hidung belang, dan dengan kesusahpayahan dia menjahui hal yang membahayakan tersebut, dalam do’a nya” ya Tuhan jika engkau memutuskan untuk ku meninggalkah dunia ini, aku akan siap sesuai dengan keputusan dari yang Maha bjiaksana dengan begitupula hamba ini terlepas dari rayuan lelaki yang diliputi nafsu birahinya”
Maka suatu ketika cantika mengalami kecelakaan yang menyebabkan cantika harus megalami kelumpuhan dan kebutaan, kini sehari-hari dia hanya bisa berdiam diri dipondok dengan pasrah tanpa penyesalan, menyosong hari demi hari yang mungkin semakin berat dia jalani. Tetapi disisi lain terlepas hidung belang dan para anak remaja orang kaya…
Karena ketabahan yang dia jalani dengan tetap menjalani aktivitas selam 3 tahun menglami kebutaan dan menjalani terapi demi kesembuhan kakinya yang lumpuh, seorang pengusaha bernama ibu wijaningsing melihat kerajinan tangan yang dibuat oleh cantika, ia kagum dengan kerapihannya yaitu berbagai tas rajutan dan syal, dan aneka pakaian lainnya, tanpa pikir panjang ibu wijaningsing melakukan kerjasama dengan memasarkan produk dari cantika dan pada akhirnya dengan promosi yang tepat produk yang dibuat oleh cantika diminati oleh orang banyak dan merambah kepasaran internasional.
Keajaiban lain yang dialami cantika dengan penjualan produknya, ,cantika bisa melakukan operasi mata..karena sudah dekatnya hubungan ibu wijaningsih dengan cantika dia merasa cantika adalah anaknya,,pada suatu saat kebenaran terungkap suatu tanda lahir yang ada pada tubuh cantika saat ibu wijanigsing membantunya mandi dia melihat tanda yang sama perihal dengan tanda lahir anaknya pada saat dia lahirkan bayi mungil yang ditiggalkannya pada pangkuan sang nenek,
Ibu wijianingsig melakukan tes DNA, dan hasilnya cocok.
Kaget dan takut kini dialami ibu wijaningsih, kaget karena tidak percaya bahwa dia bisa bertemu lagi dengan anaknya karena selama ini ibu wijaningsih tidak pernah menikah lagi, hanya mengangkat anak dari pondok saja, dan takut untuk mengakui dia adalah ibunya dan dia pun takut tidak diterima oleh anaknya sendiri.
Selama berbulan bulan dia melihat dan memantau cantika, dia sangat kagum dengan tingkah laku cantika yang berakhlak ddan selau ingat akan tuhanya. Dia tidak menyesal meninggalkan anaknya karea dia sudah tumbuh dilingkungan yang sangat baik,
Dan pada akhirnya cantika mengalami kesembuhan total baik matanya yang bisa melihat lagi dan kakinya yang bisa digerakkan lagi tanpa bantuan alat.
Denga tekad yang kuat dengan apapun resiko yang akan terjadi dia akan menerimanya, maka ibu wijaningsih mengakui bahwa dia adalah ibu kandungnya,..
Cantika pun meneteskan air matanya, sempat dia marah tapi tidak berarti apa- apa dan denga senyum manisnya dia memeluk ibu wijianingsih, dengan mengatakan dengan pelan “ ibuku yang kucinta, aku sangat merindukan mu”.
Akhirnya pertemuan yang telah diatur oleh Tuhan itu berakhir dengan bahagia dengan sebelumnya mereka mengalami rintangan dan cobaan terlebih dahulu.
Dibawalah cantika kerumah ibunya dan memperkenalkan anak angkatnya yusuf pada cantika. Cantika kaget dan begitu pula yusuf karena sebelumnya mereka sudah saling mengenal dipondok dan yusuf adalah salah satu pengajar muda sekaligus ketua pondok terbaik.
Begitupula cantika adalah siswa terbaik se-pondok tak menyangka mereka bisa bertemu lagi karena sebelumnya yusuf meninggalkan pondok untuk kuliah melanjutkan meraih gelar S2 dikairo mesir.
Asalamualikum pak yusuf “cantika mengucapkan salam
Walaikumsalam cantika “merekapun saling mengucapkan salam.
Karena doa yusuf ingin menikahi gadis yang cocok untuk keluarganya kelak, dia memutuskan melamar cantika,..
Dan lamaranpun terjadi yusuf datang dengan pemilik pondok pesantren untuk mewakilkannya, dan cantika bersama ibunya.
Cantika pun mengatakan menerima lamaran yusuf dan eoknya mereka melangsungkan akad nikah.
Kini akhirnya cantika resmi menjadi istri yusuf dan cantika pun sudah mempunyai pelindung dari seorang laki-laki yang tanggung jawab, dan tak pernah takut lagi menghadapi laki-laki yang bertingkah laku sembarangan karena cantika sudah menjadi istri dari orang yang ia sayangi dan cintai.
Pesan dan moral : cantika dengan menahan hawa nafsu dia menjalani semua perintah Tuhanya dan tuhan memberika ujian baginya seberapa sabarnya dia menjalani hidup ini, sampai suatu saat cantika mengalami keputus asaan, dan tuhan memebrika jawaban atas do’anya tetapi cantika lulus menghadpi ujian dari Tuhan dan mendapat kebahagian yang tak pernah di duganya.