BAB I PENDAHULUAN
A. Bagian I (Umum)
Nama Perusahaan : CV.ALAM JAYA PROFIL
Alamat : Jln.M. Pahlawan No.
15 Bekasi Timur
Tlp : 021 8811159 Fax : 021 8811159
Kepemilikan mayoritas : Swasta
Tahun berdiri : 1993
Status badan usaha : CV
Status Go Public : Go Public
Dasar produksi : atas ds. Pemesanan
Jenis Produk Utama : Gypsum, List, dll. (perusahaan interior)
Perkiraan kapasitas produksi utama rata-rata per hari :
150 unit / hari
pasar : Lokal
Perkiraaan pangsa pasar
: 80
%. (karena
20% bersaing dengan perusahaan interior yang lain.)
Jumlah Sumber Daya
Manusia/karyawan (SDM) terakhir : 4 orang
Jumlah
SDM bagian Produksi saat ini : 32 orang (7
orang sebagai begian pemasangan ahli/mandor, 25 orang sebagai bagian pemasangan non ahli/kuli)
Perkiraan
% SDM bagian produksi yang sesuai bidangnya : 98 %, 2% nya lagi karena kekurangan pengalaman dalam
produksi, misalnya: SDM produksi baru.
Namun berjalannya waktu SDM dapat menyesuaikan diri dan dapat menjadi terampil
seperti pekerja lainnya.
Rata-rata % Pemenuhan
target produksi 2 tahun terakhir : 90 %
Perkiraan %
Alokasi Anggaran produksi dari Total
anggaran tahun ini : 75 %
B. Mengenai Perusahaan
Rumah
merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi. Selain untuk
tempat tinggal seluruh anggota keluarga, rumah juga harus merupakan tempat
hunian yang nyaman untuk beraktivitas dan berinteraksi antar anggota keluarga
sehingga setiap anggota keluarga merasa betah untuk tinggal di rumah seperti
slogan Rumahku Istanaku. Untuk menciptakan hunian yang nyaman, perlu
adanya usaha yang dilakukan antara lain dengan menambah nilai artistik rumah
itu sendiri. Cara untuk menambah nilai seni suatu rumah, diantaranya dengan
memberi desain baik desain eksterior maupun desain interior. Contoh desain
eksterior antara lain desain rumah, penataan lahan, pembuatan taman, sedangkan
contoh desain interior antara lain pemilihan cat, pemilihan dan peletakan
furniture serta pemasangan gypsum pada plafon rumah. Jadi, rumah yang nyaman
tidak harus besar tetapi rumah yang kecil pun bisa nyaman bila mempunyai nilai
artistik yang dapat membuat seluruh anggota keluarga merasa “betah” untuk
tinggal di rumah. Desain interior yang dapat mempercantik rumah banyak sekali
jenisnya, salah satu diantaranya adalah seni untuk mempercantik plafon rumah
yang disebut gypsum. Orang membuat gypsum mempunyai beberapa tujuan antara lain
untuk tujuan seni dan tujuan ekonomis. Tujuan itulah yang membuat orang
tertarik memproduksi gypsum. Tujuan seni adalah untuk menambah nilai artistik
dan nilai estetik yang tinggi pada desain suatu rumah sehingga menjadi hunian
yang nyaman dan ideal. Sedangkan tujuan ekonomis adalah untuk menambah
pendapatan pengrajin yang membuat dan memasang gypsum. Cara membuat dan
memasang gypsum mudah tetapi member pemasukan yang cukup besar. Penyusunan
bahan belajar tentang keterampilan membuat gypsum ini mempunyai dua tujuan
yaitu tujuan penyusunan bahan belajar sendiri dan tujuan keterampilan membuat
gypsum.
Gypsum
adalah suatu seni dekorasi untuk memberi nilai artistic pada plafon sehingga
rumah menjadi cantik. Gypsum dibuat dari bahan dasar yang disebut casting
(bubuk lembut berwarna putih) Bahan itu mudah diperoleh di took bangunan.
Gypsum mempunyai berbagai macam bentuk
dan motif yang beraneka ragam sesuai dengan keinginan pemilik rumah, karena
cetakan dapat dibuat bermacam – macam sesuai dengan motif yang telah dirancang,
misalnya bentuk lurus dengan bermacam motif, bentuk oval atau melingkar dengan
berbagai motif pula.
CV.
Alam Jaya Profil merupakan perusahaan yang menggeluti bidang Kontraktor
Interior. CV. ini menerima berbagai pesanan interior ruangan, gedung, rumah,
dan lain sebagainya. Konsumen dapat pula hanya memesan gypsum, list, atau
aksesoris interior lainnya saja, namun itu jarang terjadi. Pelayanan yang
diberikan perusahaan ini adalah:
n
Gypsum
Ceiling Product.
n
Gypsum
Ceiling Contractor & Consultant.
n
Gypsum
Powder & Building Material Supplier.
Produk-produk
yang diproduksi perusahaan ini antaralain ialah;
- Gypsum
- List
- Jendela. Perusahaan dapat
menerima pesanan jendela kayu, maupun jendela alumunium.
- Aksesoris
lainnya,
seperti pegangan pintu, mur, baut, dan sebagainya. Perusahaan sendiri
memesan pada agen material dalam jumlah yang besar.
Dalam
persediaan, perusahaan melakukan pemesanan secara besar-besaran, dan tanpa
menggunakan metode perhitungan. Jadi misalnya di perusahaan terdapat persediaan
paku sebanyak 2000 unit, lalu ada produksi yang membutuhkan paku sebanyak 1000
unit, maka sisa paku yang tersisa adalah 1000, nominal tersebut secara otomatis
terdapat dalam computer. Pembelian akan dilakukan kembali jika persediaan
habis. Hal tersebut dilakukan agar bentuk dari bahan baku sesuai dengan yang
diinginkan konsumen. Perusahaan juga membuat hasil karyanya sendiri, dan hasilnya
hanya untuk dipajang sebagai contoh bagi para konsumen.
BAB II PEMBAHASAN
A. Perencanaan dan Pengembangan
Produk
Bagi
perusahaan jenis apapun, kelangsungan hidup perusahaan lebih penting dari
sekedar laba yang besar. Namun setidaknya
untuk tetap going concern, perusahaan
memerlukan keuntungan yang ‘cukup’. Lalu
untuk mendapatkan laba tersebut perusahaan harus memenuhi kebutuhan, keinginan,
dan kepuasan konsumen (harga, kualitas, pelayanan, dll.). Untuk itu, diperlukan
proses produksi yang baik dalam artian luas, agar output yang dihasilkan dapat
mendukung kelangsungan hidup perusahaan.
Seperti
yang telah dijelaskan betapa pentingnya proses produksi disetiap perusahaan. Terutama
bagi perusahaan manufaktur
yang tentunya menghasilkan barang seperti CV. Alam Jaya Profil, yang mempunyai
produk utama gypsum ini. Bagi perusahaan, proses produksi merupakan paru-paru
bagi kehidupan perusahaan, karena tanpa adanya proses produksi, kegiatan
perusahaan tidak dapat berjalan, karena sebagian besar dari ‘produk’ perusahaan
ini membutuhkan proses produksi yang baik. Seperti misalnya dalam membuat 1
produk saja dibutuhkan beberapa tahapan dan proses produksi, seperti mendesign
pola list,
pencetakannya, dsb., hal tersebut harus dilakukan secara sistematis, dan benar,
untuk mendapatkan produk yang memuaskan konsumen, sebab bagi perusahaan ini
kepuasan konsumen adalah yang paling utama. Karena perusahaan ini mementingkan
proses produksinya demi memenuhi keinginan konsumenlah, maka perusahaan ini
dapat tetap going concern dibidangnya, dan kini memiliki ‘nama’ yang telah
dipercaya oleh banyak pelanggannya. Jika proses produksi dihentikan, tidak
hanya perusahaan saja yang mengalami kerugian, pihak konsumen dan produsen pun
ikut mengalami kerugian. Pihak konsumen mengalami kerugian karena batalnya
pemesanan atau terlambatnya produksi, yang dapat memperlambat proses renovasi
ruangan. Pihak produsen mengalami kerugian karena jika proses produksi
bermasalah, maka konsumen akan mengalami keterlambatan dalam mendapatkan
produk, jika hal tersebut terus terjadi, tidak menutup kemungkinan konsumen
membatalkan pesanan dan perusahaan tidak mendapatkan pemasukan, jika perusahaan
tidak mendapatkan pemasukan, maka hutang perusahaan kepada produsen, tidak
dapat dilunasi, dan hal tersebut dapat menyebabkan kredit macet pada pihak
produsen.
Pak
Warik
yang merupakan owner dari usaha ini, yang awalnya adalah seorang pekerja
langsung atau kasarnya kuli panggul. Sampai akhirnya ia sedang dalam keadaan menganggur, lalu beliau sedikit menghayal,
kemudian menuangkan khayalannya dalam gambar sebuah rumah. Kemudian ia pun
berfikir, ternyata jika rumah dihias dengan design yang bagus, rumah biasa akan
terlihat lebih nyaman dan menarik.
Pak Warik memang mempunyai bakat terpendam di bidang seni. Jiwa seninya sangat
kental dan kuat. Dari situlah awal dari usahanya, tapi masalah utamanya adalah,
dari mana modalnya? Dan akhirnya ia mencoba untuk memberanikan diri meminjam
uang saudaranya sebesar Rp. 1000.000, untuk dijadikan list sederhana. Beliaupun
mulai mencari orang yang berminat untuk di dekorasi rumahnya dengan gypsum dan
list, namun karena ia sama sekali belum memiliki dana untuk membuat list dan
gypsum, ia menawarkannya secara door to door dengan membawa contoh list dan
sketsanya (sebagai tambahan) dengan menggunakan tas ransel. Karena
pengalamannya yang cukup lama sebagai pekerja kasar dan sempat menjadi pekerja
langsung dari perusahaan gypsum, iapun mampu membuat gypsum yang baik, didukung
dengan jiwa seninya yang tinggi. Awalnya beliau hanya menjajakkan produknya
dari perumahan ke perumahan, dari daerah pembangunan ke daerah pembangunan lainnya.
Tentunya produknya tak langsung diterima oleh konsumen, karena ada beberapa
dari mereka yang mungkin memandangnya sebelah mata. Namun ia tak putus ada dan
terus mencari konsumen yang tertarik dengan produknya yang dinilai berkualitas
dan dengan harga yang relatif murah, dan akhirnya beliaupun mendapatkannya.
Namun timbul masalah baru, yaitu masalah pendanaan, karena modalnya tidak cukup
untuk membeli bahan baku. Karena itulah ia menggunakan modal asing untuk
memulai usaha, yang semulanya menggunakan system “gali lubang,tutup lubang”,
namun tentunya ia mendapatkan keuntungan dari usahanya, perlahan tapi pasti, ia
berhasil menjadi pengusaha yang sukses, dan kini memiliki ‘bendera sendiri’ dan
dipercaya untuk mengikuti tender-tender besar. Yang awalnya beliau yang mencari
konsumen,kini ia yang dicari konsumen, karena kualitas yang tinggi dan harga
yang relatif murah.
Setiap
usaha tentunya diperlukan inovasi untuk menarik konsumen agar tidak jenuh
terhadap produknya. Dalam hal inovasi bisa didapatkan dari pihak intern, maupun
pihak ekstern. Dari pihak intern, ia mengikutsertakan bagian interior designer untuk menghasilkan sebuah ide.
Biasanya produk hasil inovasinya sendiri ia pajang di kantor pemasarannya yang
terpisah dari kantor pemasarannya. Dari pihak ekstern, Pak Warik mendapatkan
ide dari konsumennya, karena biasanya konsumen sudah memiliki ide/tema sendiri
mengenai design yang diinginkan, Pak Warek selaku owner tinggal menuangkannya
dalam secarik kertas dan kemudian diperlihatkan kepada konsumennya untuk
mengetahui seberapa tertariknya konsumen terhadap designnya, Pak Warek juga
dapat mendengar langsung pendapat konsumen, karena itulah produk inovasinya
jarang sekali gagal. Keluhan, kritik, serta saran dari konsumenpun ia terima
dengan terbuka, agar ia dapat mengoreksi dan memperbaiki kekurangan yang ada.
Ia juga mengikuti kecendrungan pasar yang ada, untuk dapat mengetahui gypsum
seperti apa yang sedang diminati pasar. Alternatif yang digunakan dalam
pengembangan produk baru adalah memodivikasi produk yang sudah ada, juga
menciptakan design-design baru yang artistik dan bagus, diversifikasi produk
juga kerap dilakukan. Setiap usaha pastinya pernah mengalami kegagalan. Menurut
pak warik, kegagalan terjadi jika seandainya perusahaan memulai untuk membuat
produk baru, yang baru muncul, di awal usaha baru dimulai. Hal ini terjadi
karena kurangnya pengalaman dan ketidaktahuan mengenai cara yang baik dalam pembuatan
produk tersebut. Namun Pak Warik dan staffnya bergerak cepat dan melakukan
riset mengenai masalah dan produk tersebut sehingga masalahpun dapat
terselesaikan. Setiap inovasi tentunya ada tahapan-tahapan yang dilalui oleh
perusahaan, yaitu diantaranya:
- Identifikasi design produk yang telah ada,
- Mencari dan menggali ide-ide tentang design
produk yang baru, yang didapatkan dari pihak intern, maupun ekstern,
- Menyaring ide-ide yang ada,
- Menganalisis masing-masing ide yang telah
tersaring,
- Menentukan ide yang paling mungkin
dikembangkan,
- Melaksanakan pengembangan ide design produk
baru tersebut,
- Membuat sampel dan menguji produk baru
tersebut (jika produk merupakan produk pesanan, berarti yang diajukan
adalah berupa sketsa gambar terlebih dahulu, untuk mengurangi terjadinya
kegagalan),
- Menguji produk baru di pasar, dengan memajang
produk di kantor pemasaran (jika produk merupakan produk pesanan, produk
langsung diajukan kepada konsumen),
- Memproduksi dan memasarkan produk baru
tersebut dalam arti sesungguhnya, dan
- Melakukan pelayanan purna-jual (setidaknya
sampai produk selesai dipasangkan, untuk menjamin kekuatan dan kualitas
dari gypsum tersebut)
Posisi produk utama sekarang
ini dalam siklus yang sangatlah baik karena para konsumen sangat menyukai
produk yang dihasilkan dengan harga yang relatif murah. Sekalipun harga yang
ditarifkan tinggi, konsumen masih dapat menerimanya karena harga tersebut
adalah harga yang ’pantas’, dan tidak semahal di tempat lain.
B. Penentuan Lokasi Usaha/Perusahaan
Setelah
perencanaan produk dan pengembangan produk baru selesai dilakukan, tentu
langkah yang diambil oleh setiap perusahaan berikutnya adalah penentuan lokasi
usaha. Penentuan lokasi usaha sangatlah dibutuhkan untuk menjangkan segala
kemudahan dalam usaha dan tentunya mendapatkan pelanggan. Namun dalam
perusahaan ini, memilih untuk melakukan pemisahan antara tempat produksi penuh,
dengan tempat pemasaran, yang didalamnya terdapat tempat produksi juga, namun
tidak sebesar tempat produksi penuh.
CV
ini juga memperhatikan beberapa faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan dan penentuan lokasi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah
sebagai berikut:
- Letak pasar,
- Bahan Baku,
- Tenaga Kerja,
- Masyarakat,
5. Peraturan Pemerintah,
6. Listrik, air, telepon,
7. Trasportasi,
8. Sarana prasarana pendukung
Menurut
Pak Warik, posisi lokasi saat ini sudah cukup baik dalam pasar lokal. Tempatnya
sudah cukup strategis sehingga mempermudah untuk dikenal, dan pengenalan produk
kepada konsumen. Pemasaran door to door terkadang juga masih dilakukan jika
permintaan sedang menurun, namun biasanya konsumen yang memesan ke CV ini.
Perusahaan
tidak menggunakan metode apapun untuk menentukan lokasi usaha, karena kurangnya
pengetahuan mengenai penggunaan metode tersebut. perusahaan hanya menggunakan
feeling untuk menentukan lokasi usaha.
Seperti
yang telah diketahui, perusahaan memilih tempat usaha yang dekat dengan pasar,
dan dengan keamanan yang cukup memadai. Perusahaan juga memiliki kebijakan
untuk membuat dua tempat produksi. Hal ini tentunya mempunyai alasan, dengan
alasan sebagai berikut:
- Agar dapat melayani konsumen dengan baik.
Karena itulah perusahaan memilih kantor pemasaran yang ramai, dan dekat
dengan konsumen, untuk menarik perhatian konsumen untuk setidaknya
‘melirik’ perusahaannya dan kemudian berminat untuk memakai produknya.
Guna dari digabungnya tempat pemasaran dengan tempat produksi yang tidak
terlalu besar adalah agar konsumen dapat mengetahui kualitas dari bahan
baku yang ada, dan kualitas produk yang dihasilkan, jadi mempermudah dalam
pengenalan produk. Namun ada beberapa pekerjaan besar yang tidak bisa
dikerjakan di tempat tersebut dikarenakan kurangnya lahan. Karena itu
diadakannya tempat produksi yang lebih luas dan terpisah. Dan tentunya
adalah mempermudah marketing dan akses jln dalam melakukan proses
perdagangan.
- Untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik.
Karena itu perusahaan memilih tempat produksi yang padat penduduk dan biaya tenaga kerjanya sedikit lebih
murah dan dapat dipercaya, karena pekerja langsungnya tersebut adalah
orang-orang yang tinggal di sekitar rumahnya, dan tempat produksinya juga
terletak tidak jauh dari rumahnya.
- Untuk keperluan usaha di kemudian hari.
- Agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan
optimal. Semua itu dilakukan demi kelancaran proses produksi perusahaan,
agar meminimalisasi masalah dari kurangnya tenaga kerja, masalah keamanan,
dan lain sebagainya.
- Menyesuaikan kemampuan dan fungsi perusahaan.
Dalam
menentukan lokasi perusahaan setiap usaha biasanya pernah gagal dalam
menentukan lokasi perusahaan. Begitupula dengan Pak Warik. Pada awal usaha ini
dibuat, Pak Warik sempat gagal dalam menentukan lokasi usaha. Letak lokasi
kurang strategis untuk pemasaran produk
yang dijalankan oleh perusahaan. Hal tersebut dikarenakan oleh kurangnya dana yang
dimiliki. Saat itu juga pelanggannya masih sedikit, karena usaha tersebut masih
sangat muda. Berbeda dengan sekarang. Kini dana yang di dapatkan sudah dirasa
cukup, hingga akhirnya perusahaan dapat memindahkan tempat pemasarannya ke
tempat yang lebih ramai pasarnya.
Terdapat
beberapa kesuliatan dalam menentukan lokasi usaha. Adanya kekhawatiran kembali
mengalami kegagalan dalam menentukan lokasi usaha, lokasi usaha diharapkan
ramai, mudah di akses, tingkat keamanan cukup, dan lain sebagainya. Namun untungnya
ada kerabat dan relasi yang menawarkan dan member masukan menganai letak lokasi
usaha yang baik, jadi kesulitan tersebut dapat teratasi.
Menurut
Pak Warik cukup sulit dalam menentukan lokasi usaha yang ideal untuk pemasaran
produk. Namun kini pak Warik merasa cukup puas dengan lokasi usaha saat ini.
Hal ini dapat dilihat dari order yang berdatangan terus menerus dan belum
terputus setiap bulannya.
C. Perencanaan Tata Letak (Layout)
usaha.
Tidak
hanya perencanaan lokasi usaha saja yang harus dilakukan. Perencanaan tata
letaj usaha juga sangat penting untuk dilaksanakan. Menurut Pak Warik, kondisi
tata letak perusahaan secara umum dirasa cukup ideal, dan cukup memadai.
Dimulai dari atap yang cukup tinggi, (karena kedua tempat produksi menggunakan
satu lantai), gang-gang yang cukup lebar, dan fleksibel untuk kondisi
emergency. Pak Warik beranggapan tata
letak fasilitas sangatlah penting, demi berlangsungnya proses produksi yang
efisien dan efektif. Bagi beliau, tata letak fasilitas yang saat ini beliau jalankan
cukup memadai dan sesuai dengan harapannya. Hal ini dapat dilihat dari gambar
denah dibawah ini:
- Denah Kantor
Pemasaran (yang juga dijadikan pabrik)
- Denah
Tempat FullProduksi
Perusahaan
memilih layout seperti ini dengan tujuan untuk mempermudah control material,
agar aliran manusia dan material menjadi lancar, keselamatan kerja pegawai,
suasana kerja yang baik, pemanfaatan fasilitas dan peralatan dengan optimal.
Dilihat
dari denah diatas, jenis tata letak (layout) yang digunakan adalah jenis tata
letak proses/ tata letak fungsional, yang maksudnya adalah jenis tata letak
yang penyusunannya dimana alat yang sejenis atau memiliki fungsi yang sama
ditematkan pada bagian yang sama.
Jenis
bangunan yang dipilih adalah jenis bangunan berlantai tunggal. Hal tersebut
dikarenakan karena proses produksi ini adalah proses produksi yang membutuhkan
ruangan yang luas untuk lalu lintas barang. Tidak mungkin menggunakan lantai
bertingkat, karena hanya akan menyulitkan pegawainya dalam proses transportasi
barangnya saja, dapat pula mempermudah pengawasan, selain itu bangunan type ini
memang bangunan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Sama
seperti perencanaan lokasi, perusahaan tidak menggunakan metode tertentu dalam
menyusun tata letak. Perusahaan hanya menggunakan perkiraan/feeling, dan
analisis mengenai kebutuhan-kebutuhan selama produksi.
Perusahaan
merasa cukup puas dengan tata letak yang seperti digunakan untuk saat ini. Hal
tersebut karena menurut mereka dengan tata letak saat ini, proses produksi
dapat berjalan secara produktif, dan lancar.
Dengan
tata letak yang digunakan perusahaan saat ini sepertinya cukup efisien,
mengingat tata letak yang digunakan sudah dirancang sesuai dengan fungsinya
masing-masing.
D. Dalam Hal Peramalan Produksi
Menurut
perusahaan peramalan produksi tidak terlalu penting untuk dilakukan. Namun
perusahaan pernah melakukan peramalan produksi. Tapi hal tersebut hanya sebagai
antisipasi saja jika seandainya ada pesanan yang terlalu tinggi secara
tiba-tiba. Namun itu jarang sekali terjadi, karena itu semua masih bisa di
tangani. Biasanya saat pemesanan ada jangka waktu yang diberikan untuk proses
produksi, jadi perusahaan bisa tenang. Selain itu pekerjanya pun kini sudah
sangat handal, dapat dipercaya dan berpengalaman dalam bidangnya, sehingga
mempercepat proses produksi. Bahkan saat saya survey ke tempat tersebut, sedang
tidak ada proses produksi di tempat tersebut. Semuanya tinggal dipasangkan di
bangunannya. Hal tersebut menandakan bahwa manajemen perusahaan sudah sangat
baik, terutama dalam peramalan produksi.
Perusahaan
menggunakan pendekatan pendekatan kualitatif lebih sering dilakukan, karena
dianggap paling efisien, yaitu dengan cara:
- Juri opini eksekutif. Peramalan dilakukan
oleh Pak Warik beserta staff-staff berpengalamannya, dengan kemampuan dan
pengalaman yang dimiliki.
- Survey pasar. Perusahaan turun langsung untuk
memperkirakan berapa list, gypsum, dan aksesoris lainnya yang dibutuhkan
dalam pengerjaan suatu ruangan. Kemudian jumlah dan harganya akan
dibicarakan dengan konsumen, jadi kemungkinan meleset cukup kecil.
Konsumen dapat memilih untuk melakukan perhitungan sendiri terhadap unit
produk yang dibutuhkan untuk interiornya, juga dapat menyerahkan kepada
CV.
Perusahaan
tidak menggunakan pendekatan kuantitatif karena peramalan produksi dilakukan on
the spot/langsung. Perusahaanlah yang memperkirakan berapa banyak gypsum, list,
dan aksesoris lainnya yang dibutuhkan, dan itu semua tergantung pada luas
bangunan atau ruangannya.
Dengan
metode tersebut perusahaan merasa cukup yakin, karena peramalan tersebut sudah
terbukti ketepatannya.
E. Dalam Hal Perencanaan Proses
Produksi
Proses
produksi yang berlangsung sama seperti yang telah dijelaskan pada layout proses
yang sebelumnya telah dijelaskan. Masing-masing ruangan sibuk dengan tugasnya
masing-masing. Proses produksi dilakukan dengan cara manual.
>>>Gypsum
>!< Siapkan:
1). CASTING
Merupakan
bahan membatu. utama dalam pembuatan gypsum yang mempunyaibentuk seperti bubuk
lembut dengan warna putih.Casting yang baik adalah casting dengan bentuk bubuk
yang semakin lembut dan dengan warna yang semakin putih. Untuk mendapatkan
casting dapat diperoleh di toko-toko tertentu yang menyediakan bahan tersebut
seperti toko bangunan dengan merk yang bervariasi seperti:
n Jaya Board
n Elephant Board
n SGP Casting
n Judal Board
Untuk
perawatannya casting sebaiknya ditaruh di tempat yang kering dan tidak lembab
serta jangan sampai terkena air sedikit pun dengan maksud agar casting tidak
mudah mengeras atau Merupakan bahan membatu.
2). ROVING
Roving
dalam pembuatanngypsum digunakan sebagai bahan penguat pada waktu pencetakan.
Roving bentuknya seperti serabut yang sudah tertata rapi, sehingga nantinya
jika ingin digunakan tinggal memotongnya sesuai ukuran dengan yang diinginkan.
Untuk perawatan, roving sebaiknya ditaruh di tempat yang kering dan jangan
ditumpuki bahan berat karena sifatnya yang rapuh. Untuk mendapatkan casting
yang baik bisa diperoleh di toko-toko tertentu yang menyediakan bahan tersebut
seperti toko bahan bangunan dengan merk yang bervariasi
3).
AIR
Air
nantinya digunakan sebagai bahan untuk mencampur casting Air yang digunakan
bisa air sumur, air PAM, air artetis, yang tidak mengandung garam. Karena air
yang mengandung kadar garam yang tinggi menyebabkan gypsum tidak tahan lama
atau mudah pecah.
4). MINYAK
Minyak
yang digunakan dalam pembuatan gypsum bisa dibuat dengan menggunakan bahan
lemak dari binatang lembu atau kerbau yang dipanaskan atau dimasak sekitar 5
menit sampai lemak itu mencair kemudian campurkan dengan solar dengan
perbandingan 2 banding 1, kemudian dimasak lagi
sekitar 5 menit sambil diaduk
agar kedua cairan itu menyatu sehingga menjadi sebuah minyak yang sudah siap di
gunakan. Dengan penggunaan minyak yang dibuat dari bahan lemak sapi akan akan
menghasilkan gypsum yang sesuai dengan keinginan yaitu tetap akan berwarna
putih dan bersih tidak bercampur dengan warna minyak. Lebih jelasnya lihatlah
pada gambar dibawah ini:
PROSES PEMBUATAN MINYAK
>!< Proses
Pembuatan
gypsum melalui beberapa proses kegiatan. Proses kegiatan itu harus dilaksanakan
secara runtut dan benar agar menghasilkan gypsum yang sesuai dengan keinginan
dan mempunyai kualitas yang bagus. Tahap – tahap proses pembuatan gypsum yaitu:
1.
Proses
awal pembuatan gypsum diawali dengan pengadukan bahan gypsum. Adapun bahan yang
dipakai dalam proses pengadukan adalah:
2.
Sedangkan
alat yang persiapkan adalah:
n Timbangan, yang digunakan untuk
menakar ukuran jumlah casting yang akan diaduk sehingga disesuaikan dengaN
bentuk gypsum yang akan dibuat.
n Gelas ukur, yang digunakan
untuk menakar air.
n Ember atau tempat lain yang
mirip bentuknya yang bisa digunakan untuk tempat mengaduk.
n Sekop, yang digunakan untuk
mengaduk atau alat alternatif lain yang mirip sekop yang bisa dibuat dari bahan
kayu atau sejenisnya, yang nantinya bisa digunakan untuk mengaduk dengan
merata.
3.1
Pertama
kita mempersiapkan sebuah cetakan yang akan dipakai membuat gypsum dalam
keadaan bersih dan kering, mulailah diolesi minyak yang telah dibuat agar
gypsum tidak melekat dan mudah dilepaskan dari cetakan. Mula-mula dipersiapkan
dulu Masukkan casting yang sudah ditakar ke dalam ember, setelah itu baru
diberikan air. Tunggu 5 menit, supaya kekentalan air merata. Setelah 5 menit
baru kita aduk dengan menggunakan sekop sampai benar – benar rata. Alat dan
bahan yang perlu dipersiapkan adalah cetakan gypsum yang akan dibuat dan adonan
casting yang telah dicampur dengan air yang sudah dikerjakan pada tahap
pertama.
Cara
penuangannya adalah persiapkan dulu cetakan pada tempat yang datar supaya
nantinyaadonan yang dituangkan betul – betul merata. Kemudian tuangkan adonan
ke dalam cetakan secara pelan – pelan hingga merata dengan roving ini alat dan
bahan yang perlu dipersiapkan adalah sisa adonan sebelumnya. Roving yang sudah
dipotong kira-kira 25 cm yang jumlahnya disesuaikan dengan ukuran cetakan dan
tali ( bisa tali ketinggian kurang lebih
1 cm dari tepi cetakan, jadi tidak semua adonan tadi kita tuangkan ke dalam
cetakan ravia atau sejenisnya) yang kuat karena nantinya digunakan untuk
menggantung hasil cetakan. Roving juga harus disesuaikan dengan rakel yang
berfungsi untuk meratakan. Lalu diamkan hingga kering. Maka selesailah satu
gypsum segi panjang, yang polos.
3.2
Selain
Gypsum polos, adapula gypsum bermotif. Bahan dan alat yang pakai juga sama
dengan gypsum polos. Prosesnya, pertama kita mempersiapkan sebuah
cetakan yang akan dipakai membuat gypsum dalam keadaan bersih dan kering,
mulailah diolesi minyak yang telah dibuat agar gypsum tidak melekat dan mudah dilepaskan
dari cetakan. Mula-mula dipersiapkan dulu bahannya yaitu dengan menimbang casting dan menakar
air yang akan dipergunakan sesuai dengan bentuk ukuran gypsum, dengan
perbandingan 1 : 2, artinya jika kita menggunakan casting 2 Kg maka untuk
airnya 1 liter.
Setelah bahan pada proses pertama
selesai dikerjakan maka tahap kedua adalah menuangkan adonan tersebut ke dalam
cetakan.
Masukkan casting yang sudah ditakar ke dalam ember,
setelah itu baru diberikan air. Tunggu 5 menit,supaya kekentalan air merata.
Setelah 5 menit baru kita aduk dengan menggunakan sekop sampai benar – benar
rata. Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan adalah cetakan gypsum yang akan
dibuat dan adonan casting yang telah dicampur dengan air yang sudah dikerjakan
pada tahap pertama.
Cara penuangannya adalah
persiapkan dulu cetakan pada tempat yang datar supaya nantinya adonan yang
dituangkan betul – betul merata. Kemudian tuangkan adonan ke dalam cetakan
secara pelan – pelan hingga merata dengan roving ini alat dan bahan yang perlu
dipersiapkan adalah sisa adonan
sebelumnya. Roving yang sudah dipotong kira-kira 25
cm yang jumlahnya disesuaikan dengan ukuran cetakan dan tali ( bisa tali ravia
atau sejenisnya) yang kuat karena nantinya digunakan untuk menggantung hasil
cetakan. Roving juga harus disesuaikan dengan rakel yang berfungsi untuk
meratakan. ketinggian kurang lebih 1 cm dari tepi cetakan, jadi tidak semua
adonan tadi kita tuangkan ke dalam cetakan.
Tahap 3, dalam tahap
pemasangan yang sudah dipotong sesuai dengan ukuran kemudian kita
letakkan roving tersebut ke dalam cetakan yang sudah dilakukan pada tahap 2
dengan cara menebarkan roving ke dalam cetakan yang sudah diisi adonan tadi
secara merata. Setelah roving kita tebarkan secara merata, selanjutnya ialah
merapikan tepi cetakan dari roving yang mungkin menjuntai keluar dengan
menggunakan “rakel”. Tetapi untuk salah satu ujung sisi, kita sisakan roving
tadi untuk mengaitkan tali penggantungnya. Jadi tidak semua tepi cetakan kita
rapikan dari roving. Adapun cara mengaitkan tali ialah letakkan tali secara
melintang ke dalam sisa roving, kemudian sisa roving kita gulung sekali ke arah
dalam cetakan sehingga membuat tali tadi menjadi melingkar.
Setelah itu tuangkan sisa adonan tadi ke dalam
cetakan gypsum sampai penuh. Langkah selanjutnya ialah mengeringkannya sampai
kurang lebih 30 menit
Tahap 4, Setelah kurang lebih 30 menit, gypsum sudah kering dan
siap untuk dilepas dari cetakan. Ada dua cara melepaskan gypsum dari cetakan
ssuai dengan model cetakan yaitu:
>> Cetakan model lurus
Untuk cetakan model lurus pelepasan
dimulai dari salah satu ujung dengan membukanya secara perlahan-lahan, kemudian
kita gerakkan telapak tangan kita hingga ujung yang satunya lagi, sampai semua
gypsum terlepas.
>> Cetakan oval/melingkar
Yaitu dengan cara diketukkan pelan –
pelan dan hati – hati, secara
menyeluruh ke semua bagian cetakan sampai
gypsum terlepas.
Setelah gypsum terlepas gantungkan
untuk menambah kekeringannya.
>> selain cetakan-cetakan
diatas, ada juga jenis cetakan seperti dibawah ini:
>>>Hal serupa juga dapat dilakukan
dalam pembuatan list. Namun tentunya
dengan cetakan yang berbeda.
>>>Proses terakhir adalah proses pemasangan. Seperti yang kita ketahui,
perusahaan ini adalah perusahaan interior ruangan, jadi proses terakhir adalah
proses pemasangan semua barang yang telah dibuat pada ruangan yang ingin di
décor. Untuk pemasangan gypsum, sebelumnya ruangan harus dialaskan kerangka,
agar gypsum dapat terpasang dengan kokoh. List dipasangkan pada pinggiran
kerangka, untuk mempercantik. Pemasangan jendela yang menjadi produk perusahaan
ini, gagang pintu yang dipesan dari material langgananpun mulai dipasang.
Begitu pula dengan aksesoris lainnya.
Dilihat
dari proses produksinya, jika atas dasar karakter aliran prosesnya, proses
produksinya menggunakan aliran intermiten. Sedangkan menurut tipe ordernya,
menggunakan proses produksi untuk pemesanan.
Perusahaan
tidak mengenal, apa lagi menerapkan konsep BEP maupun kurva belajar. Hal
tersebut dikarenakan pesanan tidak tentu, dan tergantung pada luas bangunannya.
F. Dalam Pengendalian Persediaan.
Pengendalian
persediaan pada perusahaan ini dianggap cukup penting. Namun sampai saat ini
perusahaan masih menggunakan system ‘gali lubang-tutup lubang’. Karena bahan
baku, bahan pembantu, dan yang lainnya diperkirakan pada saat perusahaan mengetahui
berapa unit yang harus di produksi, dan besarnya unit tersebut ditentukan oleh
CV sendiri, tergantung dari berapa luas ruangannya, seperti apa temanya, ingin
seperti apa bahan bakunya, dan lain-lainnya. Jadi perusahaan sementara waktu
melakukan berhutang kepada material, dan baru membayarkannya dengan membayar
uang muka. Pelunasan akan dilakukan jika konsumen melakukan pembayaran. Material
tersebut sudah memberikan kepercayaan kepada CV ini, karena kerjasama yang
cukup lama, dan belum adanya masalah selama kerjasama berlangsung. Karena itu
pemasok pun dapat dipercaya untuk mengirimkan pesanan tepat pada waktunya dan
harga dari bahan baku dapat dinegosiasikan. Persediaan digunakan untuk
melakukan proses produksi dan jika tersisa, maka akan disimpan di gudang.
Dilihat
dari kasus ini, berarti metode yang digunakan perusahaan dalam mengendalikan
persediaannya adalah KONSEP
PENGENDALIAN PERSEDIAAN – JUST IN TIME (JIT). Konsep ini dikembangkan oleh Taichi Ohno dan kawan-kawannya di Toyota Motor
Company jepang dan mulai berkembang di tahun 1978. Beberapa hal
penting dalam konsep JIT ini adalah :
·
Semua material
adalah bagian aktif dari sistem produksi dan tidak boleh menimbulkan masalah
yang menyebabkan timbulnya persediaan. Dikhawatirkan persediaan tidak terpakai,
karena selera/tema dari interior yang diinginkan konsumen yang beragam.
·
Persediaan
seminim mungkin (sesuai Kebut. saja) untuk menjaga kelangsungan produksi, dan
harus tersedia dalam jumlah, waktu, serta kualitas yang tepat/dalam jumlah & mutu yang tepat
·
Diminimumkannya
variabelitas (masalah)
Ø kesalahan pemasok- kesalahan design
Ø kesalahan operator - kesalahan menerjemahkan keinginan konsumen
·
Persediaan
tetap ada, itupun sisa, dan diletakkan di gudang penyimpanan.
Metode ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
ü
Pemindahan
material dengan Pull Method (sesuai permintaan bagian berikutnya, bukan atas
dasar peramalan). Seperti yang telah dijelaskand dari awal. Perusahaan ini
tidak mengandalkan peramalan secara kuantitatif, melainkan hanya berdasarkan
kualitatif. Mengapa begitu? Karena jumlah unit pesanan ditentukan oleh CV.
Kemudian CV. Memperlihatkan perencanaan rancangannya, kepada konsumen untuk
disetujui, berikut juga anggarannya/total harga produk.
ü
Kualitas produk per
bagian harus bagus. Karena setiap konsumen tentunya memiliki tema dan keinginan
yang berbeda dalam menentukan interiornya. Begitu pula dengan bahan bakunya.
Konsumen dapat memilih bahan baku yang diinginkan, kemudian barulah perusahaan
membeli bahan baku tersebut.
ü
Komponen dan
metode kerja harus standar
ü
Hubungan dengan
pemasok harus baik
ü
SDM harus
fleksibel
ü
Penggunaan
otomasi produksi
ü
Perawatan
dilakukan secara preventif
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Proses produksi
sangat penting bagi perusahaan ini sebab perusahaan ini juga merupakan
perusahaan manufaktur yang sebagian besar kegiatannya adalah memproduksi
produk. Tanpa adanya proses produksi yang baik dan efektif, maka perusahaan
tidak dapat berjalan, dan hal tersebut akan merugikan pihak konsumen dan produsen.Ide
usaha ini muncul dari Pak Warik saat beliau sedang menuangkan fikirannya pada
secarik kertas berupa gambar sebuah rumah. Inovasi produk tentu saja selalu
dilakukan, karena keinginan setiap produsen mengenai design produk
berbeda-beda. Kegagalan pada inovasi tentu saja pernah terjadi, namun itu
jarang sekali terjadi. Posisi produk utama sangatlah baik, karena konsumen
masih tetap setia untuk melakukan pemesanan pada CV. ini.
Perusahaan
menentukan lokasi yang dekat dengan pasar, dan dengan insting yang dimilikinya.
Kegagalan dalam menentukan lokasi pernah dialami saat usaha baru dibuka.
Kesulitan mencari lokasi juga sempat dirasakan. Namun Pak Warik mendapatkan
saran dari kerabat dan itu dirasa cukup bagus. Lokasi saat ini dianggap cukup
strategis dan perusahaan merasa cukup puas.
Kondisi layout
perusahaan cukup memadai, untuk menjalankan fungsi-fungsinya. Pemilihan layout
seperti itu bertujuan untuk membuat proses produksi menjadi efisien dan
efektif. Perusahan memilih jenis layout proses, dan gedung berlantai tunggal.
Perusahaan tidak mengetahui mengenai metode-matode dalam penentuan layout, jadi
perusahaan tidak menggunakannya. Perusahaan merasa cukup puas dengan layout
saat ini. Dengan
tata letak yang digunakan perusahaan saat ini sepertinya cukup efisien,
mengingat tata letak yang digunakan sudah dirancang sesuai dengan fungsinya
masing-masing.
Menurut
perusahaan peramalan produksi tidak terlalu penting untuk dilakukan. Namun
perusahaan pernah melakukan peramalan produksi. Tapi hal tersebut hanya sebagai
antisipasi saja jika seandainya ada pesanan yang terlalu tinggi secara
tiba-tiba. Namun itu jarang sekali terjadi, karena itu semua masih bisa di
tangani. Biasanya saat pemesanan ada jangka waktu yang diberikan untuk proses
produksi, jadi perusahaan bisa tenang. Perusahaan menggunakan pendekatan
pendekatan kualitatif lebih sering dilakukan, karena dianggap paling efisien,
yaitu dengan cara; Juri opini eksekutif, dan survey pasar.
Proses produksi berlangsung
dengan semestinya. Tipe proses produksi yang terjadi di perusahaan jika atas
dasar karakter aliran prosesnya, proses produksinya menggunakan aliran
intermiten. Sedangkan menurut tipe ordernya, menggunakan proses produksi untuk
pemesanan. Perusahaan tidak mengenal, apa lagi menerapkan konsep BEP maupun
kurva belajar. Hal tersebut dikarenakan pesanan tidak tentu, dan tergantung
pada luas bangunannya.
Pengendalian
persediaan pada perusahaan ini dianggap cukup penting. Namun sampai saat ini
perusahaan masih menggunakan system ‘gali lubang-tutup lubang’. Persediaan
berasal dari material supplier dengan melakukan hutang/pinjaman. Konsep yang
dipakai ialah Konsep Pengendalian Persediaan-Just In Time (JIT).